Trip-ple on Gunung Penanggungan (15 Mei 2011)


Ini adalah kali pertama saya mendaki gunung, 14 Mei 2011 saya beserta teman saya Sobirin dan Angga bertekad menaklukkan gunung yang terletak di belakang perusahaan tempat kami bekerja. Gunung Penanggungan (1.653 mdpl) terletak di kec. Trawas kab. Mojokerto-Jawa Timur.

Sabtu malam, sekitar jam 7 malam saya dan Angga menelusuri jalanan kota mojosari menuju rumah Sobirin di kec. Trawas. Setibanya dirumah Sobirin saya disambut dengan secangkir kopi panas dan pisang goreng yang masih hangat, sangat cocok disantap di tempat yang sedingin ini. Sang tuan rumah tak berhenti memanjakan tamunya, tempe penyet dan sambel terong di gelar di ruang tamu yang tak begitu luas, yang justru membuat suasana terasa hangat. Setelah perut kami sudah terpuaskan dan bekal sudah disiapkan, saya berjalan menuju teras rumah yang sederhana itu, sempat kurasakan semilir angin malam itu begitu dingin, kupandangi sejenak Penanggungan dari kejauhan, tampak begitu indah, saya teringat dengan bentuk gunung seperti ini, saya teringat kelas menggambar waktu saya masih berseragam Taman Kanak Kanak, hah indahnya.

 Pukul 9 malam waktu setempat, saya beserta Sobirin dan Angga melakukan tracking menyusuri jalanan menuju pos pendakian Gunung Penanggungan, 30 menit sudah waktu tempuh menuju pos pendakian, disana kami di tanya seorang ibu penjaga warung, Sobirinpun langsung mengambil alih, dia menunjukkan KTP dan kita mendapatkan freepass menuju puncak. Dengan bermodal seberkas cahaya lampu senter kecil yang berasal dari korek api, kamipun bertekad menyusuri jalan setapak yang berbatu itu, meski tubuh sudah peluh dengan keringat, dari kostum jaket berganti kostum kaos kita tetap semangat menyanyikan lagu cinta satu malam,hahaha. Sesekali kami menyempatkan berhenti di tengah perjalanan, mengobrol di bawah terangnya sinar bulan waktu itu, dan melanjutkan perjalanan kembali. Kami yang sedikit kurang paham dengan jalurpun sempat tersesat di tengah perjalan, dengan hanya bermodal logika akhirnya kami bisa kembali jalur yang tepat. Setelah ± 3 jam perjalanan, kami memutuskan berhenti karena si angga yang tak kuat dengan rasa kantuknya, akhirnya dia menyandarkan tubuhnya pada sebuah batu dan langsung terlelap, saya dan Sobirin tak melewatkan waktu begitu saja, memasak air dan membuat kopi menjadi pilihan kami, dengan berlatar pemandangan gemerlap lampu kota Trawas dan Tretes di malam hari, menambah suasana menjadi sangat romantis, sayang tak ada kaum hawa di samping kami,hehehe.



Setelah puas menikmati kopi, kami melanjutkan perjalanan ke puncak Penanggungan yang sudah tampak terlihat lebih dekat, mendekati puncak, jalanan menjadi lebih terjal dan berbatu, tak jarang saya terpeleset batu karena kurang kuatnya pijakan, sambil merangkak saya menahan peluh keringat yang mengalir deras pada tubuh yang terseok-seok ini. setelah melakukan perjalanan 4 jam, akhirnya kami sampai di puncak Penanggungan, sungguh indah pemandangan waktu itu,"Aaaaaaarrgghh" teriak Angga kegirangan yang sempat mendapat gubris dari para backpacker yang tidur di salah satu tenda. Saya sempat berdiri termangu menatap langit dan rentetan lampu kota malam itu. Pukul 04.00 dini hari kami membuat api unggun kecil untuk membuat kopi sambil menunggu sunrise dari ufuk timur, saya sempat terlelap di atas bebatuan sambil mengenakan sarung, dinginnya udara dan kencangnya angin pagi itu memaksa saya untuk memakai baju berlapis-lapis. Sonar merah yang memancar di langit membangunkan saya, ternyata sang surya belum terlihat, hanya mega-mega merah yang masih menyelimuti langit, tak kurang 10 menit, matahari menampakkan tubuhnya, menyapa semua makhluk yang haus akan sinarnya hangatnya, sontak waktu itu saya melepas lapisan baju saya untuk merasakan hangta mentari waktu itu. sempat kulihat pantulan matahari di laut sebelah timur Sidoarjo sebelum kabut kembali menyelimuti puncak. kami mencoba memasak mie instan dengan sisa api yang masih menyala dan langsung menyantapnya tanpa menghiraukan rasa lapar.


Pukul 09.00 pagi, kami memutuskan kembali menuruni bukit, berat rasanya meninggalkan puncak waktu itu, dengan semangat 45yang menggebu kami berjanji akan kembali ke puncak Penanggungan suatu waktu, entah bersama siapa, kapan dan bagaimanapun caranya, kita akan selalu merindukan saat indah menatap sunrise di puncak Penanggungan.















No comments:

Post a Comment