Suatu Malam di Semarang


Sepertinya penyakit 'fakir trip' ku sudah kambuh, berbulan bulan lamanya ga merasakan yang namanya jalan jalan, walaupun sudah menjadi orang yang pure jobless, dan sekarang menjabat sebagai mahasiswa murni,oke tak apa. Namun di sela sela waktuku sebenarnya ada saja waktu untuk berjalan jalan, namun hati ini rasanya ga ada spirit untuk memposting, hanya bermodal semangat 45, empat lima menitan aja semangat membara, habis gitu nothing.

Oke, sebelum hari libur tanggal 29 Maret 2013 kemarin, aku sempat berkunjung ke Semarang, tepatnya pada hari selasa samapai dengan kamis dini hari, hal ini tentu menjadi kunjungan pertamaku ke Semarang. Saat menjelang keberangkatan, aku seperti orang yang linglung, orang yang seperti akan siap menerima hasil buruk ketika melancong ke Ibu Kota Jawa Tengah itu, dengan niat mau mencari referensi Tugas Akhir, sekalian mengobati penyakit fakir trip'ku, besar harapanku misi ini berjalan dengan baik dan aku mendapatkan apa yang harus aku dapatkan. 


- Lawang Sewu juga menjadi ikon Semarang

Kali ini aku mencoba pergi menggunakan kereta api, kendaraan yang menjadi favoritku ini mengantarku dengan pelayanan yang lumayan, walaupun sekelas ekonomi, namun kereta ini sudah memiliki fasilitas AC, maklum haran tiketnya sendiri tergolong mahal, 100rb Surabaya-Semarang. Kereta berangkat dari Stasiun Pasar Turi Surabaya pukul 15.30 tepat sesuai jadwal yang tertera di tiketnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam, akhirnya kereta yang ku tumpangi sampai di Stasiun Poncol Semarang.

Kesan pertama melihat kota yang cantik ini adalah kebersihannya, dan juga tata letak kota yang ciamik, mungkin pendirian dan pembangunan kota Semarang sendiri baru kemarin sore ya?di bandingkan dengan Surabaya yang sudah carut marut, memaksa kehendak untuk memusnahkan macet dengan membangun jalan jalan di atas sungai dan parit, huft.

Dari Stasiun Poncol aku langsung meluncur ke tempat kos teman aku di daerah atas, ternyata Semarang itu kota yang unik menurutku, di tengah kota sekaliber Ibu Kota Provinsi, terletak di daerah perbukitan, kan Semarang sendiri terbagi dua, Semarang atas dan Semarang bawah. sungguh menarik, kita bisa menikmati gemerlap lampu di daerah Gardu Pandang Gombel, di situ kita bisa 'cangkruk' di tempat seperti cafe yang langsung menyuguhkan suasanan malam yang aduhai, kota Semarang bawah yang berhiaskan lampu.

Kenapa malam? karena malam adalah saat sempurna untuk 'menyetubuhi' kota Semarang secara intim, dari tata letak kota, gedung gedung tua yang terpancarkan oleh sinar lampu yang apik, sampai tempat tempat nongkrong di pinggiran kota yang di garap dengan serius, kita bisa menemui angkringan dan sego kucingnya, atau bersepeda ria di Simpang Lima. Sayang waktu di Semarang terlalu cepat, belum sempat aku menelusuri di dalam Lawang Sewu ataupun Musium musium di Semarang, Kalaupun suatu saat waktu itu datang kembali, kupastikan semua tempat itu akan ku lahap dengan sangat puas. Terima Kasih Semarang.

2 comments:

  1. great post... keberuntungan bisa baca blognya,,mau mampir ke semarang juga, maklum newby untuk kota semarang yang indah...
    ada referensi lain lagi buat semarangnya broo? :D

    ReplyDelete
  2. Hehe,,, kata orang semarangnya sendiri ce Semarang sepi, emang sepi, tapi untuk pengagum arsitektur seperti saya, lumayan untuk belajar sejarah disana...
    Untuk referensi aku ga ada, soalnya cuma sehari, tapi di simpang lima itu keren, trus lawang sewu juga ok...

    thanks udah mampir :D

    ReplyDelete