Justice For The 96

- The 96

#JFT96 Pada tanggal 15 April 2013 kemarin klub sepakbola Inggris terkenal, Liverpool FC, telah memperingati Tragedi Hillsborough yang telah merenggut 96 nyawa tidak bersalah dalam suatu pertandingan sepak bola. Yang istimewa dari peringatan kali ini adalah ini peringatan pertama kali setelah laporan hasil temuan Hillsborough Independent Panel Report (HIP) dipublikasikan ke umum. Dalam laporan tersebut ditemukan fakta bahwa telah terjadi pembohongan publik besar-besaran dari aparat polisi dan pemerintah mengenai siapa yang sebetulnya bertanggung jawab dalam tragedi itu.


Polisi dan aparat pemerintah selama 24 tahun ini bersikukuh bahwa itu adalah kesalahan fans LFC karena holiganisme mereka dan seluruh nyawa sudah tidak dapat diselamatkan ketika kejadian itu. Ini terbantahkan secara telak oleh investigasi ulang dan independen dari HIP yang menemukan bahwa polisi bertanggung jawab dan telah terjadi pembohongan publik secara besar-besaran.

Berikut adalah tulisan mengenai tragedi ini dengan mengambil referensi dari berbagai sumber.

MENGENAI TRAGEDI HILLSBOROUGH

Tragedi Hillsborough merupakan tragedi yang mengakibatkan kematian para penonton sepakbola karena saling berdempetan dan berjejalan. Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool FC. Jumlah korban tersebut merupakan rekor tertinggi dalam kecelakaan stadion di Britania Raya dan hingga saat ini masih merupakan rekor tragedi terbesar yang berhubungan dengan stadion di Britania Raya.

Tragedi ini terjadi pada tanggal 15 April 1989 di Hillsborough yang menjadi kandang dari Sheffield Wednesday. Saat itu tengah terjadi pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool FC dan Nottingham Forest.Saat itu, kapasitas stadion 40.000 orang tak lagi mampu menampung penonton yang menerobos masuk di tribun The Lapping Lane, tempat supporter LFC ditempatkan. Bencana dimulai ketika pukul 2.30 siang, kerumunan sekitar pagar merangsek masuk pintu masuk dan seketika aliran supporter Liverpool berdesakan dengan jumlah besar dan segera menempati tribun tersebut.

Tercatat 10ribu orang mengalir masuk ke dalam The Lapping Lane dengan hanya menyediakan 3 gerbang masuk dan 7 pintu masuk putar. Alhasil, keadaan stadion dalam seketika penuh sesak dengan kondisi tidak manusiawi. Sementara supporter yang tertinggal di luar dalam jumlah ribuan terus berusaha memasuki stadion.

Dalam merespon aliran deras manusia tersebut, David Duckenfield memerintahkan untuk membuka Gerbang C yang sialnya saat itu sudah penuh sesak dengan fans dari kedua klub yang telah ada di dalam sebelunya. Akibatnya, aliran manusia deras mengalir masuk dan para supporter yang sudah ada sebelumnya terdesak ke depan dan terjempit di antara pagar pembatas. Akibatnya, The Lapping Lane menjadi “the killing field” untuk fans LFC dan 96 orang tewas karena terjepit pagar pembatas, terinjak oleh manusia dan kehabisan oksigen di dalam “killing field” tersebut.

Tercatat 89 orang (7 diantaranya perempuan) meninggal langsung di tempat dan sisanya meninggal setelah kejadian tersebut. Korban jiwa termuda adalah Jon Paul Gilhooley (10 tahun) yang merupakan sepupu dari Steven Gerrard, pemain besar dan kapten Liverpool FC saat ini. Korban ke 96 dari tragedi tersebut bernama Tony Bland, ia selamat dalam peristiwa naas tersebut namun mengalami kerusakan otak cukup parah sehingga ia hidup dengan kondisi setengah koma dan meninggal 3 tahun kemudian.

REKAYASA INFORMASI OLEH KEPOLISIAN

Statement resmi kepolisian saat itu mengungkapkan bahwa desakan para supporter LFC masuk ke dalam stadion diakibatkan karena banyak dari mereka terkena pengaruh alkohol (fakta yang kemudian terbantahkan di temuan HIP). Kemudian salah satu pihak pemerintah, berkongkalingkong dengan surat kabar The Sun yang kemudian mengeluarkan headline terkenal berjudul “The Truth”.

Dalam “The Truth” diturunkan 3 sub judul yang tak kalah menghancurkan hati keluarga dan merupakan kebohongan besar dalam dunia jurnalisme olahraga di Britania Raya. Artikel tersebut mengungkapkan kesaksian narasumber yang mengatakan bahwa beberapa fans LFC mengencingi para polisi yang bertugas dan sekelompok fans LFC mencuri barang-barang milik korban dan segerombolan fans LFC menghalangi para petugas medis untuk memberikan pertolongan kepada korban.

Alhasil tulisan hasil editor Kelvin McKenzie ini menghancurkan hati masyarakat Liverpool dan semenjak itu koran The Sun tidak lagi dijual di daerah Liverpool. Tulisan tersebut seakan menyalahkan holiganisme fans LFC lah yang harus bertanggung jawab terhadap kematian 96 korban.Berlawanan dengan tulisan “The Truth”, sebetulnya dalam suatu investigasi yang dilakukan tepat sesaat setelah kejadian oleh Lord Justice Taylor (Taylor Inquiry) telah diketemukan fakta bahwa kelalaian polisi merupakan faktor paling berpengaruh atas tragedi tersebut namun rezim pemerintah melalui Margaret Thatcher mengabaikan fakta tersebut dan cenderung menutupi kesalahan dan menjaga martabat polisi.

Rekomendasi Taylor yang paling berpengaruh adalah diberlakukannya teras tanpa pagar pembatas yang diterapkan semenjak tragedi tersebut dan hingga kini dapat kita saksikan di setiap pertandingan liga Inggris.

23 TAHUN KEMUDIAN: HILLSBOROUGH INDEPENDENT PANEL REPORT

Sepanjang 23 tahun, keluarga korban telah berusaha mencari keadilan. Tanpa lelah mereka berjuang dan merekapun harus kuat dicibir oleh sebagian besar masyarakat (terutama oleh fanatik Thatcher) yang percaya bahwa tragedi naas itu karena kesalahan fans LFC sendiri.
Kampanye Hillsborough dan perjuangan tanpa kenal lelah dari pihak keluarga, fans dan klub selama 23 tahun ini akhirnya membuahkan hasil dalam temuan Hillsborough Independent Panel yang dibentuk atas desakan MP (seperti anggota DPR) dan para bishop di Liverpool.
HIP ini menginvestigasi ulang melalui penelaahan terhadap dokumen resmi kepolisian, wawancara terhadap pelaku dan pihak terlibat dan melibatkan banyak pakar dan ahli independen (terutama medis) untuk memberikan independent opinion atas semua kejadian yang terjadi pada 15 April 1989.

Berikut adalah beberapa poin penting temuan HIP sebagai “the real truth”:
  • Kepolisian South Yorkshire memberikan informasi palsu kepada anggota parlemen (MP) dari Partai Konservatif, Irvine Patnick, yang kemudian diungkap dalam The Sun dengan judul “The Truth”. Informasi itu berisi tuduhan palsu tentang perilaku fans Liverpool sebelum, selama, dan setelah tragedi

  • Sebanyak 164 pernyataan yang dibuat kepolisian yang hadir pada hari itu merupakan muatan yang dimaksudkan mendukung laporan yang menyalahkan suporter.

  • Sebanyak 116 “komentar negatif” dihapus dari dalam laporan kepolisian.

  • Tes alkohol dilakukan kepada semua 96 korban dan ketika hasilnya muncul justru diabaikan, sedangkan catatan kriminal dari para korban dicari-cari.

  • Dr Stefan Popper, yang memimpin pemeriksaan kematian, menyarankan agar penyelidikan tak perlu lagi dilakukan karena penyebab kematian sudah diketahui, meski hal itu berlawanan dengan hukum.

  • Jantung dan paru-paru 31 korban masih berfungsi pada pukul 15:15 atau waktu ketika pemeriksaan awal menganggap semua korban telah tewas.

  • Kurang tanggapnya layanan darurat menyebabkan hilangnya nyawa 59 korban yang seharusnya bisa dihindari.

  • Petugas polisi senior menuduh “sekelompok fans mabuk-mabukan” dengan “berperilaku seperti binatang” usai kejadian terbukti tidak benar.

  • Layanan ambulans South Yorkshire menerima kecaman yang tidak tepat dari dokter yang bertugas pada hari itu.

  • PM Margaret Thatcher sadar betul adanya laporan awal yang berisi “kecaman keras” terhadap kepolisian.

  • “Tidak ada bukti substansif” yang bisa mengaitkan perilaku mabuk-mabukan atau agresif dari para fans menjadi faktor pendukung penyebab terjadinya tragedi.
THE TRUTH HAS COME OUT NEXT FIGHT FOR JUSTICE

Hasil investigasi HIP benar-benar memukul telak Partai Konservatif di Inggris dikarenakan ini mengungkapkan kebohongan publik pemerintah dan kepolisian ketika rezim dikuasai oleh PM Margaret Thatcher yang berasal dari Partai Konservatif.Ini memaksa David Cameroon, PM Inggris dari Partai Konservatif saat ini, mengeluarkan permintaan maaf resmi dari pemerintah kepada keluarga korban di hadapan parlemen Inggris. Dalam pembacaan statement tersebut, Cameron juga mengakui bahwa telah terjadi kebohongan publik secara besar dan mengakui perjuangan 23 tahun keluarga korban dalam mencari keadilan.

Hasil temuan HIP ini akhirnya memaksa “Kejaksaan” Inggris disana untuk membuka kembali investigasi Hillsborough dan menghukum seluruh pihak yang terbukti lalai dalam tragedi naas itu dan terbukti terlibat dalam pemalsuan informasi terbesar dalam sejarah paska perang dunia 2 di Inggris.Dalam temuan HIP juga diungkapkan bahwa Thatcher sadar betul bahwa seluruh laporan dan fakta berujung mengecam kelalaian kepolisian dan ia memilih tidak untuk menindak dan malah memilih untuk melindungi kepolisian dengan mendiamkan seluruh rekayasa informasi yang dikeluarkan pihak kepolisian.

So the truth has finally come out and fight for justice will begin

PELAJARAN PENTING DARI HILLSBOROUGH

Pelajaran penting dari tragedi ini adalah “never ever give up” dalam memperjuangkan kebenaran. Bagi saya perjuangan keluarga korban selama 23 tahun untuk mendapatkan kebenaran adalah sangat inspiratif dan saya sedikit mengetahui bahwa terdapat perjuangan serupa yang dilakukan oleh sebagian kecil keluarga di Indonesia terutama mereka yang kehilangan keluarga dan kerabat akibat penculikan dan pembunuhan di tahun 1990-1998.
Keadilan memang sesuatu yang mahal di dunia ini, terutama di Indonesia, seringkali kampanye memperjuangkan kebenaran berakhir dengan dihukumnya “para kroco” bukan “para aktor” dari setiap tragedi kemanusiaan di negeri ini. Peristiwa Hillsborough mengingatkan bahwa dengan perjuangan tanpa lelah, taktis dan berani maka akhirnya kebenaran dan keadilan dapat diperoleh. Bahwa sepandai-pandai kebohongan ditutupi namun pada akhirnya kebenaran akan terbuka meskipun melalui perjuangan yang panjang dan tanpa kenal lelah.
(Sumber:Kompasiana)


- twit dari punggawa Liverpool, mantan, serta klub lain #JFT96

- 96 nama terpahat di sebuah monumen

- para punggawa Liverpool turut memperingati tragedi Hillsborough di Anfield

- El Pistolore pun menangis #YNWA

No comments:

Post a Comment