Twilight at Ranu Kumbolo (Trip to Semeru part 3)


Pagi semuanya, mimpi apa kalian semalam? Sepertinya tadi malam kita terjebak dalam mimpi yang sama, mimpi meneguk kenikmatan saat mencapai puncak mahameru. pagi itu tak sedingin tadi malam, mungkin saat itu serpihan sinar matahari yang mulai menyelimuti Ranu Pane sudah menjauhkan kita dari rasa dingin yang teramat ekstrim. Pukul 7 pagi seluruh kru sudah mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan, kita yang masih bergelut dengan dingin pagi itu mencoba merapikan sleeping bag masing masing, kemudian saya pergi ke mushollah untuk cuci muka, dan sedikit menikmati suasana desa pagi itu, saya mencoba menaiki bukit kecil di balik shelter untuk mendapatkan sinar matahari, sempat terlihat puncak Mahameru dari sini. 

Setelah puas berjalan jalan, saya kembali ke shelter untuk merapikan semua peralatan karena kita akan melanjutkan perjalanan pukul 9 pagi. Kami mencoba menu sosis dan nasi untuk sarapan, tak lupa juga segelas energen supaya nanti tidak terlalu lapar saat tracking.


tak berdaya, tidur sejenak

 
Jam 9 tepat kami berkumpul melingkar dan memanjatkan doa agar perjalanan kali ini diberi keselamatan dan juga perjalanan yang menyenangkan. Setelah kami berdoa, kita menyusuri jalanan aspal disamping persawahan milik para petani desa tersebut, sungguh indah pemandangan saat itu, hanya hamparan hijau yang kami lihat,Subhanallah.
Setelah kami memasuki pegunungan dan kita diharuskan naik turun bukit kecil, entah ada setan apa yang menggoda, belum  30 menit saya berhenti,jalan,berhenti, jalan lagi dan berhenti lagi, “nafas mana nafas?” yup,saya kehilangan nafas saya, saya tak sanggup kalo tracking menanjak, ini nih akibat dari pergaulan yang kurang sehat, terlalu banyak bergaul dengan kasur dan guling, memang dari awal saya sedikit nekat, mau ke Semeru, tanpa pemanasan, tanpa persiapan fisik, dan ini yang saya dapat. Namun sebelum saya berangkat, saya sudah berjanji pada diri saya, SAYA HARUS SAMPAI PUNCAK. Walau pelan asal lamban,what?hahaha,ya sud..lah..

Ahhh,tanpa panjang lebar langsung pada intinya, akhirnya kita sampai Ranu Kumbolo setelah melakukan perjalanan 4,5 jam,huft I love slow! Kita terkesima dan terpana, yah, sedikit terbayar walau belum lunas, setelah melempar carrier kita masing masing, kami seakan lupa, pandangan dan pikiran kita teralihkan oleh perkawinan silang antara danau yang indah dan bukit bukit kecil yang membentuk fragmen fragmen keindahan yang immortal. Sempat kami bertemu dengan stranger dari italia dan dari mana aku lupa, si Lukman yang ngewes englishnya, langsung mengajak si bule ngobrol ngalor ngidul dan mengajak foto bersama. 

Sebelum gelap datang, kita sudah berhasil mendirikan tenda di dalam shelter yang tak beratap dan tak berdinding, kembali kita memasak sesuatu untuk disantap malam itu, saya mencoba membuat Pop Mie dan segelas kopi pastinya, om chocky memasak telur dadar dan mie instan, dan sisanya juga memasak mie, noodle night :D

sampai juga di ranu kumbolo

me, friends and strangers

korah korah 
Setelah perut masing masing orang sudah terisi, kami bertujuh berkumpul dalam satu tenda, ditengah gelap malam yang mencekam dan kobaran api unggun yang tengah bertarung dengan angin malam itu, kami mencoba mengenalkan pribadi kita masing masing, meluapkan kejujuran dari jati diri kita, kisah hidup kita sebelum reinkarnasi, asmara yang complicated dan semua curahan kita muntahkan sampai tenda kita terasa mau meledak.

*Saya sibuk mendengar cerita mereka sambil menganyam sossis di dalam mulut saya.

Dan malam datang dengan cepat, bulan yang sedang menari nari diantara lereng gunung, mencoba mewarnai danau malam itu dengan sinarnya, sungguh malam terindah ketika saya tidak dirumah, ketika saya mencoba lari dan menemukan mereka, orang orang yang sangat menyenangkan, good night kawan, selamat tidur sayang.

2 comments:

  1. manteep...sabtu nanti ane mau ke ranu kumbolo...meskipun ga ke puncaks emeru krena rencana hanya mau ngecamp ranu kumbolo saja

    ReplyDelete
  2. Jangan sampe ketinggalan sunrise-nya yah, wajib tu... :)

    ReplyDelete