Qobiltu Nikahaha

- Entah apa yang membuatnya berlinang air mata, namun yang pasti aku bersyukur memilikinya

Mojokerto, 18 Oktober 2013
Dengan beranggotakan sepuluh orang dan sebingkai pigora berhiaskan mahar berbentuk bacaan bismillah, saya akhirnya berangkat menuju acara pengesahan ini. saya akan melakukan akad nikah dengan wanita yang benar benar saya cintai dan saya sayangi(namun terlalu bingung untuk melakukan semua itu). setelah jam menunjukkan pukul 8 pagi, saya berangkat hanya menggunakan satu mobil saja, dengan para tetangga dan keluarga dekat kami meluncur dengan membawa perasaan yang sangat tegang.

[09:00] Akhirnya kami tiba di rumah itu, entah kenapa aura rumah itu sedikit berbeda, ada sedikit ketegangan di rumah itu, setelah ku pampang pigora itu dan berjalan perlahan menuju pintu rumah dengan beberapa orang di depannya. setelah mereka melakukan penyambutan kami dipersilahkan duduk di ruang tamu, kami duduk bersila beriringan menghadap bermacam macam hidangan. "Monggo di unjuk" kata seorang kerabat mempersilahkan untuk menikmati hidangan. Dan ternyata saat itu Penghulu yang akan menikahkan kami untuk mengikrarkan janji sehidup semati belum kunjung datang, karena yang bersangkutan sedang menikahkan seseorang di suatu tempat, mau tidak mau kami harus menunggu.

[09.30] "Assalamu'alaikum" (Alhamdulillah) akhirnya penghulu itu datang juga, ketegangan tiba-tiba pecah, berganti dengan super tegang, apa yang saya lakukan, apa yang saya pikirkan, hanya santai saja, pikirku. Mungkin mereka pikir saya tegang dan agak kebingungan, tapi sebenarnya tidak ada satu hal pun yang menjadi pikiran, benar benar terlamapu kosong hanya untuk berucap "Saya terima nikah dan kawinnya Yunita Septin Windiani binti Senawi (...)" dan terdengar dengan lantang "SAH... Alhamdulillah"

 - "Alhamdulillah... Sah"

No comments:

Post a Comment