Awal Pertemuan Tujuh Orang Hebat (Trip to Semeru part 1)

- seven wonders

Jam 3 Pagi saya memaksa bangun mempersiapkan segalanya sebelum keberangkatan Kereta Api Jurusan Malang berangkat pukul 4.45 pagi. Kemudian saya menjemput salah seorang teman Lukman Hakim karena kami berencana berjalan kaki dari kost ke Stasiun Gubeng, waktu sudah menunjukkan 4.30 dan kami sudah lupa dengan teman kami Wisnu Syahrial P yang tertidur dan memutuskan naik Bus menuju Malang. Saya dan Lukman berkejaran dengan waktu sampai kita bertemu sebuah mobil pick up dan menyelamatkan kami sampai depan Stasiun Gubeng, setelah memesan tiket kereta Api Penataran dengan harga Rp 4000 kami mencari tempat duduk dan menunggu kedatangan kereta api. Kereta pun datang dan kami duduk sesuai no tiket kami dan kembali memejamkan mata sejenak.

Kekesalan saya pun memuncak ketika saya mendapat info yang salah dari orang yang baru saya kenal di sebuah perkumpulan forum sebelum malam keberangkatan saya. Yah benar,kami yang seharusnya turun di Stasiun Kota Baru Malang malah turun di Stasiun Kepanjen, yang ternyata malah menjauhkan saya dari rute yang sebenarnya. Ilham Rusdiana, salah satu teman saya yang dari Bandung pun harus turun juga di Stasiun Kepanjen, dan itu karena ketololan saya. Setelah saya, Lukman dan Ilham berkumpul dan bertanya angkot menuju Tumpang, kita di haruskan menuju Gadang dulu kemudian transit ke Terminal Arjosari kemudian langsung ke Tumpang, namun ada juga angkot yang dari Gadang langsung menuju Tumpang, tapi mitosnya 2-3 jam tu angkot belum tentu berangkat karena sepinya penumpang. Setelah berjalan kaki dari Stasiun kepanjen menuju jalur Kepanjen-Gadang, kami menaiki sebuah angkutan umum dan langsung meluncur ke Gadang. Setelah melakukan perjalanan ± 30 menit kami sampai di Kecamatan Gadang. Pemandangan tidak asyik pun terjadi ketika mata semua sopir angkot, sopir ojek, sopir becak tertuju pada kami, ya,tas kami yang begitu besar mengundang pertanyaan

“Mau kemana mas?Mau kemana Mas?Mau kemana Mas?” 

kemudian saya memutuskan untuk mengistirahatkan teman saya dan carrier-carrier kami yang besar di sudut kota Gadang, saya berkeliling bertanya pada salah seorang penjual buah masalah angkot yang menuju Tumpang, dan juga saya mencari solusi lain yaitu Ojek, saya bernego dengan Tukang Ojek yang waktu itu ditawarin Gadang-Tumpang Rp 30.000, mungkin kalo saya sedikit maksa Rp 25.000 dapat lah. Mungkin harga segitu terlalu mahal, kemudian kami bertiga mencoba menengok dan mencari kebenaran mitos Angkot Gadang-Tumpang, sempat di kejar-kejar sopir dan akhirnya sebuah angkot hitam berhenti di samping kami

“Mas,mau kemana?” tanya seorang sopir. “Tumpang Pak!” jawab saya. “Ayo naik,saya mau ke Tumpang” Alhamdu lillah...

Setelah membayar angkot sebesar Rp 8000/orang kami turun tepat di depan Pasar Tumpang, dan ternyata teman saya Wisnu Syahrial sudah menunggu kami di salah satu warung di bawah pohon beringin yang besar, orang yang saya kira bakalan telat datang malah dia yang pertama kali sampai di Pasar Tumpang *dasar bajingan tengik 

*gumam saya dalam hati.

Waktu menunjukkan pukul 11 siang dan tak lama seorang sosok berjaket merah dengan sepatu safety nya datang terseok-seok, dengan membawa tas yang tak begitu besar saya ragu kalau dia salah satu dari kami, dan ternyata keraguan saya salah, dialah Dodik Ariyanto asli dari kota Onde-onde Jombang beriman.

Setelah saling berkenalan satu sama lain tiba-tiba datang  seorang jangkung dengan carrier besarnya dan seorang gadis berkerudung. Yah, merekalah Ahyadi Bambang Pramono dan Indah Sahara dari seberang paling barat pulau jawa, mereka datang dari kota Indramayu dan Jakarta, Jawa Barat.

- highest peek

Dan akhirnya Lengkap sudah Tim kami yang beranggotakan 7 orang. Wisnu Syahrial P, Saya, Lukman Hakim, Ilham Rusdiana, Dodik Ariyanto, Ahyadi Bambang Pramono dan Indah Sahara. Kita tak saling kenal sebelumnya namun kita di pertemukan oleh satu keyakinan, Puncak Mahameru akan tetap disana dan akan bersabar menanti kedatangan kami untuk memijakkan kaki di ranah tertinggi daratan Pulau Jawa .